TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT :
A. GORDON ALLPORT
Gordon Allport |
Allport (1961) mengidentifikasikan enam kriteria
kepribadian yang matang, yaitu :
1)
Perluasan perasaan diri
Pribadi yang matang terus mencari untuk dapat
mengidentifikasikan diri dan berpartisipasi dalam kejadian yang terjadi di luar
diri mereka. Allport (1961) merangkum kriteria pertama ini dengan mengatakan, “Semua
orang mempunyai rasa cinta terhadap diri sendiri (self-love), namun hanya perluasan atas diri yang menjadi penanda
kematangan pribadi.”
2)
Hubungan yang hangat dengan orang
lain
Mereka mempunyai kapasitas untuk mencintai orang
lain dalam cara-cara yang intim dan simpatik dengan orang lain. manusia secara
psikologis memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, serta menyadari bahwa
kebutuhan, keinginan, dan harapan orang lain merupakan hal yang tidak
sepenuhnya asing dengan milik mereka sendiri. Selain itu, mereka mempunyai
sikap seksual yang sehat dan tidak memaksa orang lain untuk pemuasan pribadi
mereka.
3)
Keamanan emosional atau penerimaan diri
Pribadi yang matang menerima diri mereka apa
adanya, dan memiliki apa yang disebut Allport (1961) sebagai keseimbangan
emosional. Manusia yang sehat secara psikologiis tidak akan menjadi terlalu
sedih apabila terdapat hal-hal yang berjalan diluat rencana atau saat mereka
hanya “mengalami hari yang buruk”. Mereka tidak akan terus berkutat dengan
gangguan-gangguan kecil, serta menyadari bahwa rasa frustasu dan
ketidaknyamanan merupakan bagian dari hidup.
4)
Persepsi yang realistis
Mereka tidak hidup didalam dunia fantasi atau
membelokkan kenyataan agar sesuai dengan harapan mereka. Mereka berfokus pada
masalah dibanding pada pribadi, dan lebih berinteraksi dengan dunia seperti
yang dilihat oleh kebaanyakan orang.
5)
Insight dan humor
Pribadi yang matang mengenal dirinya sendiri,
sehingga tidak mempunyai kebutuhan untuk mengatribusikan kesalahan dan kelemahannya
kepada orang lain. Allport (1961) yakin bahwa insight dan humor sangat berhubungan, serta mungkin merupakan
aspek-aspek dari hal yang sama, yaitu pemahaman diri (self-objectication). Manusia yang sehat dapat diri mereka dengan
lebih objektif. Merekadapat melihat hal-hal yang absurd dan mustahil dalam
kehidupan, serta tidak mempunyai kebutuhan untuk berpura-pura atau memakai
topeng dalam kehidupan mereka.
6)
Filosofi kehidupan yang integral
Manusia yang sehat mempunyai pandangan yang jelas
mengenai tujuan hidup mereka. Tanpa pandangan tersebut, insight mereka akan menjadi kosong dan gersang, serta akan memiliki
humor yang sinis dan dangkal. Manusia dengan sikap religius yang matang dan
filosofi kehidupan yang integral, mempunyai kesadaran yang berkembang dengan
baik dan kemungkinan besar memiliki hasrat untuk melayani orang lain.
B. CARL ROGERS
Perkembangan Kepribadian
Konsep diri (self concept) menurut
Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan
disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman.
Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan
dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa
dan siapa aku sebenarnya“ dan“ apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self
concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan
dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
a) Incongruence Incongruence
Adalah ketidakcocokan antara self yang
dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
b) Congruence
Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam
sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Menurut Rogers, para orang tua akan memacu Menurut Rogers, para orang
tua akan memacu adanya incongruence ini ketika mereka memberikan kasih
sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya
hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan
mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang
tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa
mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa
kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya
untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan.
Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan
merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka
dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka
mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat incongruence
yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam
konsep diri mereka secara terus menerus.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan,
penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri
dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini
disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2
yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat).
·
Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan
penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard) dimana
anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.
·
Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif
bersyarat (conditional positive regard). Dimana ia akan mencela diri,
menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan tidak berharga.
C. ABRAHAM MASLOW
Abraham Maslow |
Maslow
(1970) mengungkapkan kebutuhan berikut ini berdasarkan prapotensi dari masing-masing
: fisiologis (physiological), keamanan
(safety), cinta dan keberadaan (love and belongingness), penghargaan (esteem), dan aktualisasi diri (self-actualization).
Hirarki Kebutuhan dari Maslow. Seseorang Harus Mencapai Aktualisasi Diri secara Bertahap |
1.
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling
mendasar dari setiap manusia adalah kebutuhan fisiologis (physiological needs), termasuk didalamnya adalah makanan, air,
oksigen, mempertahankan suhu tubuh, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikologis
adalah kebutuhan yang mempunyai kekuatan/pengaruh paling besar dari semua
kebutuhan.
2.
Kebutuhan akan Keamanan
Ketika orang
telah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi termotivasi dengan
kebutuhan akan keamanan (safety needs),
yang termasuk di dalamnya adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan,
perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam, seperti
perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan
bencana alam. Kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan juga merupakan
bagian dari kebutuhan akan keamanan (Maslow, 1970).
3.
Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan
Setelah orang
memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan, mereka menjadi termotivasi oleh
kebutuhan akan cinta dan keberadaan (love
and belongingness needs), seperti keinginan untuk berteman, kkeinginan untuk
mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah
keluarga, sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara. Cinta dan
keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan
manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan cinta (Maslow,
1970).
4.
Kebutuhan akan Penghargaan
Setelah orang-orang
memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaan, mereka bebas untuk mengejar
kkebutuhan akan penghargaan (esteem needs),
yang mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan dan pengetahuan
yang orang lain hargai tinggi. Maslow (1970) mengidentifikasikan dua tingkatan
kebutuhan akan penghargaan—reputasi dan harga diri. Reputasi adalah persepsi
akan gensi, pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang, dilihat dari
sudut pandang orang lain. sementara harga diri adalah perasaan pribadi
seseorang bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat dan percaya diri.
5.
Kebutuhan akan Aktualisasi
Diri
Ketika kebutuhan dilevel
rendah terpenuhi, orang secara otomatis beranjak ke level berikutnya. Akan tetapi,
setelah kebutuhan akan penghargaan terpenuhi, orang tidak selalu bergerak
menuju level aktualisasi diri. Karena, aktualisasi diri mencakup pemenuhan
diri, sadar akan potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin
(Maslow, 1970). Orang-orang yang telah mencapai level aktualisasi diri menjadi
orang yang seutuhnya. Selain lima kebutuhan konatif ini, Malow
mengidentifikasikan tiga kategori kebutuhan lainnya—etetika, kognitif, dan neurotik.
D. ERICH FROMM
Erich Fromm |
Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas
tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya,
kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati
dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan
takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang
sehat: orientasi produktif , yakni suatu konsep yang serupa dengan
kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri
dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau
realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm
menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang
meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan
sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia
dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi tambahan
dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan
Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang
produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.
·
Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang
bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas
mereka. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dalam
prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta;
kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat
sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
·
Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong
oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif
dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
·
Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi
produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.
·
Suara hati memiliki dua tipe, yakni suara hati otoriter
dan suara hati humanisti. Suara hati otoriter adalah penguasa yang berasal dari
luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan
suara hati humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga dari suatu
perantara dari luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah laku
bersifat internak dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang
cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian, tingkah
laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian dari
dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena
kodrat struktur sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis. Apabila
masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai
orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan
sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.
Ciri-ciri kepribadian yang sehat
Sebagai organisme yang hidup dan terus
tumbuh, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan
rasa lapar, haus, dan seks yang mebdorong semua organisme. Selain kita
fleksibel dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini, kebutuhan-kebutuhan tersebut
juga tidak berbeda antara diri kita dan binatang-binatang yang lebih rendah dan
tidak begitu penting dalam mempengaruhi kepribadian manusia.
Apa yang penting dalam mempengaruhi
kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis yang tidak memiliki oleh
hewan-hewan yang lebih rendah atau sederhana. Semua manusia itu sehat dan ada
juga yang tidak sehat hal ini di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut;
perbedaanya terletak antara cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini terpuaskan.
Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif
dan produktif. Orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan dengan cara
irasional.
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang
berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1. Hubungan
manusia menyadari hilangnya ikatan
utama dengan alam dan dengan satu sama lainnya. Kita mengetahui bahwa
kita masing-masing terpisah sendirian dan tak berdaya. Sebagai akibatnya, kita
harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang-orang lain; kita harus menemukan
suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan ikatan-ikatan yang
hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasaan kebutuhan untuk berhubungan
atau bersatu dengan orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis.
Tingkah laku yang irasional, bahkan penyakit jiwa, merupakan akibat yang tidak
dapat dielakan karena kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini.
Dalam sistem fromm, orang-orang yang
tidak dapat mengamati dunia secara objektif, yang dapat mengamatinya hanya
menurut proses-proses batin, telah mengundurkan diri kedalam diri mereka dan
kehilangan seluruh kontak dengan kenyataan. Inilah definisi tradisional tentang
penyakit jiwa.
2. Trasendensi
Trasendensi berhubungan erat dengan
kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi
peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat kelahiran dan
kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong
untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari
kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan
(anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia mengatasi kodrat
eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan
akan maksud dan kebebasan.
3. Keberakaran
hakikat dari kondisi manusia seperti
kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama
dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya, jelas merupakan
kondisi yang amat berat.
Cara yang ideal ialah membangun suatu
perasaan persaudaraan denag sesama umat manusia, suatu perasaan keterlibatan,
cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan solidaritas denagn
orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan akan berakar, untuk yang
mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia luar.
Fromm mengemukakan suatu cinta yang berfokus
pada negaranya sendiri mengeluarkan cinta untuk negara orang lain dan ini
merupakan suatu bentuk pemujaan berhala, bukan atas nama cinta.
4. Kepekaan akan
Identitas
Kemampuan untuk menyadari diri sendiri
sebagai wujud terpisah, tanpa kepekaan akan identiitas manusia , manusia tidak
dapat mempertahankan kewarasan mereka dan ancaman ini mendorong mereka untuk
melakukan hampir segala hal untuk mendapatkan kepekaan akan identitas.
5. Kerangka Orientasi
bersambung dengan pencarian suatu perasaan
diri yang unik ialah suatu pencarian frame of reference atau konteks
dengan mana seseorang menginterprestasikan semua gejala dunia. Setiap individu
harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang dunia yang memberikan
kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan pengalaman.
Dasar yang ideal untuk kerangka
orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk
mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang dunia. Terkandung
dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara objektif, untuk
menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa
subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Source :
Freist, J & Freist, Gregory.
(1998). Teori Kepribadian Edisi 7. Amerika: Salemba Humanika.