Rabu, 27 Maret 2013

TULISAN 3

PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN PERSONAL


PENYESUAIAN DIRI


Sebelum penulis memaparkan tentang penyesuaian sosial, terlebih dahulu akan disajikan pengertian mengenai penyesuaian diri, sebagai landasan dalam membahas penyesuaian sosial. Dalam istilah psikologi, penyesuaian disebut dengan istilah adjusment. Adjustment merupakan suatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial (Chaplin, 2000: 11). Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya.

Lebih jelas Schneiders (1964: 51) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai berikut:

A process, involving both mental and behavioral responses, by which an individual strives to cope successfully with inner, needs, tensions, frustration, and conflicts, and to effect a degree of harmony between these inner demands and those imposed on him by objective world in which the lives”.

Penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih  sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.

Scheneiders (1964: 51) mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian yang tergolong baik (well adjusment) ditandai dengan: 
  1. pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri,
  2. obyektivitas diri dan penerimaan diri, 
  3. pengendalian diri dan perkembangan diri, 
  4. keutuhan pribadi, 
  5. tujuan dan arah yang jelas, 
  6. perspektif, skala nilai dan filsafat hidup memadai, 
  7. rasa humor, 
  8. rasa tanggung jawab, 
  9. kematangan respon, 
  10. perkembangan kebiasaan yang baik, 
  11. adaptabilitas, 
  12. bebas dari respon-respon yang simptomatis (gejala gangguan mental), 
  13. kecakapan bekerja sama dan menaruh minat kepada orang lain, 
  14. memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain, 
  15. kepuasan dalam bekerja dan bermain, dan 
  16. orientasi yang menandai terhadap realitas.

   Schneiders (1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment person) adalah mereka dengan segala keterbatasannya, kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit melakukan kesalahan. Matang artinya bahwa individu tersebut dapat memulai dengan melihat dan menilai situasi dengan kritis sebelum bereaksi. Bermanfaat artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut bertujuan untuk kemanusiaan, berguna dalam lingkungan sosial, dan yang berhubungan dengan Tuhan. Selanjutnya, memuaskan artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat menimbulkan perasaan puas pada dirinya dan membawa dampak yang baik pada dirinya dalam bereaksi selanjutnya. Mereka juga dapat menyelesaikan konflik-konflik mental, frustasi dan kesulitan-kesulitan dalam diri maupun kesulitan yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya serta tidak menunjukkan perilaku yang memperlihatkan gejala menyimpang.

Selain itu, Schneiders (1964: 52) mengemukakan penyesuaian diri bersifat relatif, hal tersebut dikarenakan beberapa hal berikut: 
  • Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk mengubah atau memenuhi banyaknya tuntutan yang ada pada dirinya. Kemampuan ini dapat berbeda-beda pada masing-masing individu sesuai dengan kepribadian dan tahap perkembangannya.
  • Kualitas penyesuaian diri yang dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi masyarakat dan kebudayaan tempat penyesuaian diri dilakukan. 
  • Adanya perbedaan dari masing-masing individu karena pada dasarnya setiap individu memiliki saat-saat yang baik dan buruk dalam melakukan penyesuaian diri, tidak terkecuali bagi individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment) karena terkadang ia pun dapat mengalami situasi yang tidak dapat dihadapi atau diselesaikannya.

Variasi Penyesuaian Diri

Schneiders (1964: 429) mengungkapkan setiap individu memiliki pola penyesuaian yang khas terhadap setiap situasi dan kondisi serta lingkungan yang dihadapinya. Bagaimana individu menyesuaikan diri di lingkungan rumah dan keluarganya, di sekolahnya, bagaimana individu dapat menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, serta cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial menentukan adanya variasi penyesuaian diri (Varietas of Adjustment), artinya adanya klasifikasi penyesuaian diri yang berdasarkan pada masalah dan situasi yang dihadapi dan berkaitan dengan tuntutan lingkungan. Empat variasi penyesuaian diri yang lebih penting dan krusial dalam kehidupan seorang manusia yaitu: 
  • Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
  • Penyesuaian sosial (Social Adjustment) 
  • Penyesuaian diri dengan pernikahan (Marital Adjustment) 
  • Penyesuaian diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment)
penyesuaian diri dengan sosial

penyesuaian diri dengan pernikahan

penyesuaian di tempat kerja
Source :



PERTUMBUHAN PERSONAL

   Pengertian pertumbuhan : Kehidupan manusia dihubungkan dalam 2 proses yang terus menerus dan berkelanjutan . kedua proses tersebut merupakan pengertisn dsri pertumbuhsn dan perkembangan. Manusia mmempunyai kapasitas jasmanih dan rohaniah sebgai suatu kondi yang menuju pada arah kesempurnaan . menurut Crow dan Crow, kematangan atau pertumbuhan sejak pembuahan dan seterusnya merupakan gejala alamiah. Pertumbuhan itu sebagai suatu hasil dari fakor-faktor luar dari individu yang matang atau tumbuh itu bisa di tunjukan sebagi perkembangan . 
   Definisi pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses sutau kematangan funsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adannya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya keadaan jasmaniah (fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan. Selain itu pertumbuhan tidak hanya berlaku pada hal yang bersifat kuntitatif , seperti alam, sel, kromosom rambut dan lain-lain. Namun, pertumbuhan terdiri daribahan-bahan kualitatif seperi kesan, keinginan, ide, gagasan, pengeahuan, nilai dan lain-lain. 


tahap pertumbuhan
     
     Pengertian lain tentang pertumbuahan. Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu. 
   Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflekions. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu: 
  1. Faktor Biologis Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan, kakai, dan lainnya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam keprbadian dan perilaku
  2. Faktor Geografis  Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penhuninya. Sehingga menyebabkan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun, jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik pula dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu eadaan yang tidak baik pula.
  3. Faktor Kebudayaan Khusus perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga. 
Dari semua faktor-faktor diatas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
  1. Aliran asosiasi perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
  2. Psikologi gestalt pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada. 
  3. Aliran sosiologi Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. 

A. Penjelsan konsep tentang pertumbuhan personal 
    Penekanan pertumbuhan, penyesuain diri danpertumbuhan Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah)yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.

B. Variasi pertumbuhan 
   Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.

C. Kondisi-kondisi untuk bertumbuh 
    Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). 

D. Fenomenologi pertumbuhan 
   Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setiap orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.” 


Source :
 

TULISAN 2

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT


A. ALIRAN PSIKOANALISA

     Psikologi sebagai sebuah ilmu akan selalu berkembang, seiring dengan berkembangnya mahzab-mahzab dan teori-teori baru yang bermunculan. Teori-teori yang muncul biasanya merupakan kritik dari teori-teori sebelumnya. Patut diakui bahwa titik pandang (teori) dalam psikologi tidak ada yang sempurna, sehingga terbuka kesempatan bagi ilmuwan untuk memberikan kritik dan masukan ataupun penyempurnaan dari teori yang sudah ada.Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak dapat dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang unil, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain diluar psikologi, melalui pemikiran Sigmund Freud.

^ Konsep Mental yang Aktif

     Konsep ini terutama dianut oleh ahli di Jerman. Pada waktu ini peran dominian struktualisme di Jerman telah diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap struktur pengorganisasian mental manusia adalah inherent. Struktur ini memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan demikian, Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris.

 ^ Perkembangan Treatment terhadap Gangguan Mental

     Pada masa ini penanganan terhadap penderita gangguan mental sangat tidak manusiawi dan disamakan dengan para pelaku kriminal serta orang-orang terlantar. Reformasi dalam penanganan penderita gangguan mental diawali dengan perbaikan fasilitas pengobatan, akhirnya mengarah pada perbaikan di bidang teknik terapi bagi gangguan emosional dan perilaku.

Singmund Freud
Psikoanalisis bukanlah sekolah psikologi, tetapi punya dampak yang besar dalam pemikiran dan teori dari banyak ahli psikologi. Psikoanalisis ditemukan di Vienna, Austria, oleh psikiatris Sigmund Freud (1856-1938). Selama prakteknya dengan pasien neurotik, Freud mengembangkan suatu teori perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikiran hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari permunculan dalam perilaku dan pikiran. Titik penting dari keinginan dan dorongan ini, menurut teori psikoanalisa, adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual, dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorngan tidak sadara yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah "motivasi yang tidak disadari" / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. 

Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamin. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku.  Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungssi psikis yang berada yaitu : Id, Ego dan Super Ego.

  • ID adalah wilayah yang primitif, kacau balau, dan tidak terjangkau oleh alam sadar. Id adalah sesuatu yang amoral, bukan immoral atau melanggar moral. Fungsi Id untukmemperoleh kepuasan sehingga kita menyebutnya sebagai prinsip kesenangan(pleasure principle).
  • EGO adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan (reality principle), yang berusaha menggantikan prinsip kesenangan milik Id. Sebagai satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan dengan dunia luar, maka ego pun mengambil peran "eksekutif" atau pengambil keputusan dari kepribadian.
  • SUPEREGO mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistis dan idealis (moralistic and idealistic principles. Superego tak punya kontak dengan dunia luar sehingga tuntutan superego akan kesempurnaan pun menjadi tidak realistis (Freud, 1923/1961a).
Kepribadian yang sehat menurut Psikoanalisis:
  1. Menurut Freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
  2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
  3. Mental yang sehatialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
  4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
  5. Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.

B. ALIRAN BEHAVIORISTIK

John B. Watson
  Sekolah ini dipraktisi oleh John B. Watson(1879-1958) yang lama di Universitas Johns Hopkins. Watson menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dan bersikeras bahwa psikologi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diobservasi (atau yang secara potensial dapat diobservasi).

 Aliran perilaku mempunyai 3 ciri penting:
  1. Menekan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen atau bangunan perilaku.
  2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari daripada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menoolak kecenderungan-kecnderungan perilaku bawaan.
  3. Ciri ketiga dari behaviorisme difokuskan pada perilaku binatang. Menurut Watson, tidak ada perbedaan esensial antara perilaku manusia dan perilaku binatang bahwa kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang
 Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi berupa respons terhadap rangsangan itu. Salah satu penganutt Watson yang sangat besar masuknya untuk perkembangan behaviorisme adalah B.F Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian.
 Kepribadian yang sehat menurut:
  1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
  2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
  3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap bawaan sendiri
  4. Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif
   
C. ALIRAN HUMANISTIK
  Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis.
   Permasalahan ini dirangkum dalam lima postulat psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
  1. Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
  2. Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
  3. Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
  4. Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
  5. Manusia bersifat intensional, mereka mencari maksna, nilai, dan memiliki kreativitas.
 Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
 Humanistik mengatakan bahwa manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menetang pesimisme dan keputusasaan pandangan psikoanalistik dan konsep kehidupan "robot" pandangan behaviorisme. Humanisme yakin bahwa manusia memiliki di dalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggungjawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadaro potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah dan tekanan sosial lainnya.





Source : 

Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I. Jakarta: Gunadarma.


 
Freist, J & Freist, Gregory. (1998). Teori Kepribadian Edisi 7. Amerika: Salemba Humanika.



Selasa, 26 Maret 2013

TULISAN 1



A. KONSEP KESEHATAN




     Kesehatan mental sering disebut juga dengan istilah mental health dan atau mental hygiene. Secara historis, ilmu ini diakui berasal dari kajian psikologi, Usaha para psikolog yang kemudian menelurkan ilmu baru ini berawal dari keluhan-keluhan masyarakat sebagai akibat dari munculnya gejala-gejala yang menggelisahkan. Dalam arti sempit, Ilmu kesehatan mental berkatan erat dengan terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit kejiwaan. Marie Jahoda, seperti yang dikutip Yahya Jaya (1994: 49), memberikan batasan luas dari pengertian yang pertama. Menurutnya, kesehatan mental mencakup: (a) sikap kepribadiannya yang baik terhadap diri sendiri; kemampuan mengenali diri dengan baik, (b) pertumbuhan dan perkembangan serta perwujudan diri yang baik; (c) keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan ketahanan terhadap segala tekanan; (d) otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan-kelakuan bebas; (e) persepsi mengenali realitas, terbebas dari penyimpanan kebutuhan serta memiliki empati dan kepekaan sosial; dan (f) kemampuan menguasai dan berintegrasi dengan lingkungan. Sementara Golbe, mengutip dari Assagioli, mendefinisikan, kesehatan mental adalah terwujudnya integrasi kepribadian, keselarasan dengan jati diri, pertumbuhan kearah realisasi diri, dan kearah hungungan yang sehat dengan orang lain.
     Sepintas lalu, kedua pengertian ditas terkesan sudah komprehensif dan utuh. Namun, setelah diteliti, dua definisi tersebut masih mengandung kekurangansempurnaan, terutama bila dilihat dari wawasan yang berorientasi Islam. Upaya penyempurnaan kesehatan mental tersebut telah dilakukan oleh para pakar. Arah penyempurnaanya diarahkan pada "kecakupan seluruh potensi manusia yang multi-dimensi". Sebagai pioneernya, diantaranya adalah Zakiah Daradjat (2001: 56-77), yang mencoba merumuskan pengertian kesehatan mental yang mencakup seluruh potensi manusia. Menurutnya, kesehatan mental adalah bentuk personifikasi iman dan takwa seseorang. Dilibatkannya unsur iman dan takwa dalam teori kesehatan mental itu bertopang pada suatu kenyataan, bahwa tidak sedikit ditemukan orang yang tampaknya hidup sejahtera dan bahagia, kepribadiannya menarik, sosialitasnya sangat baik, akan tetapi sebenarnya jiwanya gersang dan stres, lantaran tidak beragama, atau setidaknya kurang taat dalam beragama. Inilah bentuk kesehatan mental semu. Secara nyata, orang tersebut dapat disebut sehat mental. Perilaku dan perbuatannya dinilai sangat baik oleh lingkungan. Dia sukses berhubungan dengan diri dan orang lain. Namun, jika dilihat dari pengertian Zakiah Daradjat, orang tersebut tidak sehat mental, lantaran dia gagal alam berhubungan dengan Tuhannya.
      Dengan demikian, dapat dikatakan, hakikat kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian, keharmonisan, dan integralitas kepribadian yang mencakup seluruh potensi manusia serta secara optimal dan wajar. Optimal dan wajar mengisyaratkan bahwa disadari betapa sulitnya menemukan sosok manusia yang mencapai tingkat kesehatan mental yang sempurna. Bisa juga dikatakan, manusia berusaha mencapai kesehatan mental menuju kesempurnaan, bahkan yang lazim ditemukan, orang-orang yang mencapai tngkat kesehatan mental yang wajar.

Source : Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto: FAJAR MEDIA FRESS.



B. SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL 


      Anggapan lama di Cina, Mesir maupun Yahudi kuno mengenai seseorang yang mengalami gangguan jiwa adalah karena dikuasai oleh roh jahat, yang dapat disembuhkan dengan do'a, mantera, sihir, dan penggunaan obat-obatan alami tertentu. Jika cara pengobatan ini tidak dapat menyembuhkan maka langkah berikutnya adalah upaya agar roh jahat tersebut tidak kerasa hidup didalam tubuh penderita. Cara yang dilakukan terkadang ekstrim, yaitu dengan cara mencambuk, membiarkan lapar, atau melemparinya dengan batu sampai penderita meninggal dunia (Atkinson dkk; 1993).

1. Periode Pra -Ilmiah
Hippocrates
      Perkembangan yang telah dimulai oleh Hippocrates (460-467) dan kawan-kawannya tersebut sayangnya tidak diikuti dengan perkembangan lebih lanjut, sehingga pada abad pertengahan kemudian berkembang lagi adalah cerita takhayul primiif dan adanya keyakinan tentang setan. Para penderita gangguan jiwa dianggap berada dalam kelompok setan yang memiliki  kekuatan gaib untuk dapat menimbulkan bencana dan kecelakaan bagi orang lain. Mereka ini lalu diperlakukan secara kejam, karena ada keyakinan bahwa dengan memukul, membuatnya lapar dan menyiksa, setan yang merasuk didalamnya yang akan menderita. Kekejaman ini memuncak pada abad ke-15, 16, dan 17, karena pada masa itu sedang berlangsung pengadilan ilmu sihir yang akhirnya menghukum mati ribuan penderita (Atkinson dkk:1993).




Seorang dokter Perancis, Philippe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat politik dan sosial untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi  kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Dirumah sakit ini, para pasiennya (yang maniac) dirantai, diikat di tembok, dan ditempat tidur.


Philippe Pinel

Rumah Sakit Bicetre, Paris


   
Situasi yang berada di Rumah Sakit Bicetre


2. Era Ilmiah (Modern)



Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional t(ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu Benjamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pennsylvania. Dirumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunaties (orang-orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kegilaan tersebut, dan kurang mengetahui bagaimana menyembuhkannya. Sebagai akibatnya, pasien-pasien tersebut didukung dalam sel yang kurang sekali alat ventilasinya, dan mereka sekali-sekali diguyur dengan air. Rush melakukan usaha tersebut untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental dengan memberikan motivasi untuk mau bekerja, reaksi, dan mencari kesenangan.


Dorothea Lynde Dix

 
  Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya mental of hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge yang dipengaruhi oleh dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Dorothea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1887. Dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental selama 40 tahun. Usahanya mula-mula diarahkan pada para pasien mental dirumah sakit, berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika didirikan 32 rumah sakit jiwa (AF. Jailani, 2000:54)



    



Clifford Whittingham Beers
       

  Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909 beberapa organisasi kesehatan mental didirikan, seperti American Federation Hygiene Association (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene. Perkembngan gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai "The Founder of The Mental Hygiene Movement". Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi. Gerakan kesehatan mental mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika Presiden Amerika Serikat menandatangani "The National Mental Health Act"



Source : Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto: FAJAR MEDIA FRESS.



 C. PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL

1. Pendekatan Orientasi Klasik
  • Kesadaran tentang perlunya perlakuan yang lebih manusiawi terhadap penyandang gangguan mental
  • Pengertian Klasik mengandung arti sempit, karena kajian ilmu kesehatan mental lebih diperuntukkan bagi orang yang mengalami gangguan dan penyakit jiwa
  • Penyembuhan konflik-konflik dan trauma masa lalu
 2. Orientasi Penyesuaian Diri
  • Mengacu pada kemampuan individu untuk diri dengan diri sendiri dan norma sosial
  • Belajar respon yang adaptif
3. Orientasi Pengembagan Potensi
  • Pelepasan sumber-sumber yang tersembunyi dari bakat, kreativitas, energi dan dorongan
  • Aktualisasi diri sesuai potensinya    

Source :  blog.uad.ac.id