1. PENGERTIAN ILMU ALAMIAH DASAR
Ilmu Alamiah Dasar atau sering disaebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan ilmu pengetahuan yang
menjelaskan tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka
bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD hanya mengkaji
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja dan ilmu yang
hanya berbicara tentang bagaimna metode-metode ilmu kealaman dalam
menjelaskan gejala-gejala alam lebih secara filosofi.
2. PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA
Perkembangan Alam Pikiran Manusia merupakan objek penelitian yang penting. Pikiran inilah yang membedakan antara manusia dan hewan, pikiran inilah yang membentuk kepribadian manusia, yang dominan mempengaruhi manusia. Jika pikiran manusia rusak , maka hidupnya pun akan rusak.
Ada dua macam perkembangan alam pikiran
manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai
akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini.
a. Perkembangan Alam Pikiran Manusia Sejak Dilahirkan Sampai Dewasa
Alam pikiran seorang bayi yang baru dilahirkan, mengalami perkembangan
yang hampir serupa dari zaman ke zaman. Ketika bayi tumbuh menjadi anak
kecil yang mulai bisa mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam
pertanyaan didalam pikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu,
anak kecil mengadakan penyelidikan sendiri atau bertanya kepada ibu,
ayah, kakak atau orang lain yang mengasuhnya.
Alam pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang anak
akan mememah, apabila orang-orang disekelilingnya terlalu sibuk, terlalu
malas atau terlalu bodoh untuk memuaskan rasa ingin tahu anak tersebut, maka dengan sendiri ia berfilsafat sendiri. Dan ketika sudah beranjak dewasa anak tersebut akan mencari rasa keingintahuannya dengan sekelilingnya, teman, dan berbagai macam pengalaman. Dan pada saat ia sudah memasuki masa rentan atau lebih tepatnya akhir hayatnya, ia kembali seperti bayi lagi dengan berfilsafat sendiri.
b. Perkembangan Alam Pikiran Manusia Sejak Zaman Purba Hingga Dewasa Ini.
Pada zaman purba, manusia sudah manghadapi berbagai tekateki yankni terbit dan terbenamnya matahari,perubahan bentuk bulan, dll. Terdorong rasa ingin tahu yang sangat kuat, manusia purba mulai
menyelidiki apa yang terjadi apa penyebab terjadinya fenomena-fenomena
itu dan apa akibatnya. Penyelidikan ini menghasilkan jawaban atas
banyaknya persoalan, tapi kemudian akan timbul persoalan-persoalan baru. Dengan demikian alam pikiran manusia purba mulai berkembang. Perkembangan
itu berlangsung terus-menerus sampai sekarangdan akan berlanjut di masa
mendatang.
3. MITOS PENALARAN DAN CARA MEMPEROLEH
PENGETAHUAN
Perkembangan
manusia, yaitu tahap teologi (tahap metafisika), tahap filsafat dan
tahap positif (tahap ilmu). Mitos termasuk tahap teologi atau tahap
metafisika. Mitologi ialah pengetahuan tentang mitos yang merupakan
kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat
tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara
garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya,
cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan,
penalaran dan panca indera manusia serta keingintahuan manusia yang
telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak
hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu
horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang peredar Matahari) dan bentuk
alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar
sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
Tonggak
sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales
(624-546) seorang astronom, pakar di bidang matematika dan teknik. Ia
berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya memantulkan
sinar matahari, dan lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan
lainnya seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan
sebagainya.
Cara Memperoleh Pengetahuan yaitu :
a. Prasangka adalah suatu kemungkinan atau dugaan terhadap sesuatu yang belum tentu benar.
b. Intuisi adalah suatu pendapat yang tiba-tiba muncul tanpa dipikir secara logis dan analisis
c. Trial and Error adalah kegiatan yang awalnya coba-coba, untung-untungan yang hasilnya belum tentu benar.
Menurut Charles Price ada 4 macam cara untuk memperoleh pengetahuan :
a. Percaya
Seseorang akan mendapat pengetahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
b. Wibawa
Sesuatu dianggap benar, apabila seseorang yang berwibawa menyatakan benar.
c. Apriori
Suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahui (melihat, mendengar, menyelidiki) keadaan tertentu.
d. Metode Ilmiah
Sesuatu dianggap ilmiah apabila memiliki patokan yang merupakan rambu-rambu untuk menentukan benar atau salah.
Membedakan antara Mitos, Legenda, dan Cerita Rakyat
MITOS atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap
benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos
pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya.Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami
perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi
yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan zaman. Menurut
Moens-Zoeb, orang jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa Jawa. Bahkan orang Jawa pun percaya bahwa mitos-mitos tersebut terjadi di Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa.
Contohnya : anak gadis tidak boleh duduk dipintu katanya nanti dapat jodoh susah, adalagi seperti kalau nyapu harus bersih biar dapat jodohnya tidak brewokan, dll.
LEGENDA (bahasa Latin: legere)
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita
sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda
sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi
sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena
itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi
sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu
bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite. Dalam KBBI 2005, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut Emeis ,legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang
setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom,
legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite,
yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut
Hooykaas,legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang
mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan
kesaktian.
Contohnya : Legenda Batu Menangis, Legenda Banyuwangi, dll
CERITA RAKYAT adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas
setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup
kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
Contohnya : Bawang Putih Bawang Merah, Cinderella, Timun Mas, dll
Mengapa manusia sangat mudah menerima Mitos ?
Begitu besarnya pengaruh ketiga hal
diatas, bahkan hingga sampai saat ini banyak dari kita yang masih
mempercayai salah satu atau beberapa hal tersebut diatas. beberapa
faktor yang menyebabkan mitos dan beberapa hal berikutnya dapat timbul
ialah :
1. Keterbatasan pengetahuan manusia,
pada umunya manusia memperoleh informasi dari cerita orang yang
mengetahui akan suatu hal. Kemudian hal ini bepindah telinga kepada
manusia yang lain. yang menjadi masalah adalah kebenaran tentang
informasi atau pengetahuan yang muncul dan telah menyebar tersebut.
2. Keterbatasan manusia dalam menalarkan sesuatu,
ini dikarenakan kemampuan berpikir manusia pada saat itu masih
latih. Sehingga pemikiran yan dihasilkan dapat benar dan dapat pula
salah.
3. Keingintahuan manusia yang telah terpenuhi untuk sementara,
mengadung pengertian bahwa ketika manusia tlah mampu menalarkan
sedikit hal yang ada dalam pikirannya maka disitulah letak kepuasan
manusia yang diterimanya secara intuisi.
4. Keterbatasan alat indera manusia,
selain beberapa hal diatas keterbatasan manusia terhadap bagaimana
Ia menggunakan alat inderanay masih terbatas sehingga jangkauan
yang sangat detail dalam suatu penciptaan hal yang baru masih bisa diragukan.
4. METODE ILMIAH
PENGETAHUAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
Pengetahuan manusia dimulai dari rasa ingin tahu
manusia itu sendiri. Rasa ingin tahu ini sudah dimiliki manusia sejak
kecil. Banyak cara untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Anak yang
belum dapat bertanya senang mencoba-coba hal yang tidak diketahuinya.
Sebagai contoh, anak kecil senang memasukan barang-barang ke dalam
mulutnya hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Di tahap selanjutnya
anak-anak akan banyak bertanya contohnya “itu apa ?”, “ini bagaimana?”
itu hal yang lumrah dilewati oleh manusia untuk pengembangan diri. Rasa
ingin tahu tersebut akan terpuaskan bila diperoleh pengetahuan yang dia
pertanyakan dengan hal yang benar.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah.
Pada
pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni akal sehat,
intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran kritis.
- Akal sehat
Menurut
Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah
serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan
praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak
dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini
dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula
menyesatkan.
- Intuisi
Intuisi
adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan
berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui
proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat
hal yang sistemik.
- Prasangka
Pengetahuan
yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan
orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang
khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah
menjadi sebuah prasangka.
- Penemuan coba-coba
Pengetahuan
yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti.
Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error.
Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan
dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh
seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja
menekan saklar lampu dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut
terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi
hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti akan
hal tersebut.
- Pikiran Kritis
Pikiran
kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan
formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain,
walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak semuanya
melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan
melalui pikiran yang logis.
LANGKAH OPERASIONAL METODE ILMIAH
Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti.
Penyusunan hipotesis : yang
dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan
kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di
tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di
dukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di pandang
sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di uji
kebenarannya dalam suatu observasi atau ekperimentasi.
Pengujian hipotesis :
yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat memperlihatkan apakah
terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan langsung dengan mata
atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau ekperimentasi.
kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
Penarikan kesimpulan :
Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis
dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di ajukan
itu di terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila
fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila
fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang
diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji
secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu pengetahuan.
KETERBATASAN PERANAN METODE ILMIAH
Empiris
Berarti
suatu kebenaran berdasarkan pengalaman yang dapat ditangkap dengan
panca indera, dan dapat dibuktikan. Padahal sebagaimana dalam uraian
mengenai kelemahan panca indera kita yang tidak pernah mampu berfungsi
terhadap seluruh obyek dan mampu menangkap dengan tepat apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan. Maka pengetahuan sebagai hasil dari
pengalaman berdasarkan panca indera, tak sepenuhnya benar.
Obyektif
Berarti
suatu kebenaran harus mengandung nilai obyektifitas, berdasarkan fakta
yang menjadi obyek pengetahuan, bukan berdasarkan yang menilai atau yang
mengamati (subyek-nya). Dalam kenyataannya, banyak pengetahuan yang
dijadikan sebagai kebenaran hanya atas asumsi dan dugaan sementara dari
orang perorang. Jadi kebenaran tersebut sebenarnya bersifat subyektif,
yang belum tentu dapat diterima oang lain.
Rasional
Berarti
kebenaran tersebut bersumber dari akal (rasio) atau pikiran manusia,
dimana pengalaman-pengalaman hanya sebagai perangsang bagi pikiran.
Kebenaran demikian merupakan kesimpulan dari pengalaman-pengalaman
sebelumnya dan menjadi pengetahuan dalam akal manusia. Namun pada
realitasnya banyak kebenaran yang tidak masuk diakal, yang tidak
rasional namun diikuti oleh banyak orang dan dijadikan sebagai sebuah
kebenaran.
Sistematis
Berarti
berurutan, yakni dalam menemukan kebenaran harus melalui proses yang
berurutan. Sistematis sebagai sebuah metode bisa menjadi keharusan,
namun tahapan yang dikerjakan secara berurutan itu belum tentu sebagai
kebenaran yang hakiki. Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut diatas
maka metodologi ilmiah sebagai cara untuk menemukan kebenaran tidak
bisa untuk dijadikan patokan secara mutlak. Kebenaran yang didapat dari
metodologi ilmiah sebatas kebenaran yang relatif, bahkan terkadang tidak
konsisten dengan persyaratan ilmiah itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar